VSWR merupakan istilah tertua yang
dipakai didalam dunia telekomunikasi selain ferquency dan amplitudo sebelum
lahirnya telepon cellular, VSWR sangat akrab dibicarakan oleh para
"breaker" atau kelompok penggemar radio amatir yang bekerja pada
frequency FM.
Hal tersulit saat membangung
pemancar untuk radio amatir adalah melakukan balancing/matching antara beban
perangkat radio dengan beban perangkat antenna pemancar beserta kabel penghubungnya.
Keinginan untuk menjangkau area cakupan yg seluas-luasnya, memacu para radio amtirer untuk membuat radio pemancar dengan daya yg besar (higga > 10W) dan ini mengakibatkan kesulitan tersendiri untuk membalancing beban antara pemancar, kabel penghubung dan antenna. Jika tidak maka yg terjadi adalah terbakarnya radio pemancar akibat daya (power) yg berbalik ke arah pemancar yg tidak sanggup diteruskan oleh antenna akibat hambatan (beban) yg tidak sesuai.
Keinginan untuk menjangkau area cakupan yg seluas-luasnya, memacu para radio amtirer untuk membuat radio pemancar dengan daya yg besar (higga > 10W) dan ini mengakibatkan kesulitan tersendiri untuk membalancing beban antara pemancar, kabel penghubung dan antenna. Jika tidak maka yg terjadi adalah terbakarnya radio pemancar akibat daya (power) yg berbalik ke arah pemancar yg tidak sanggup diteruskan oleh antenna akibat hambatan (beban) yg tidak sesuai.
Pertanyaan yg timbul kemudian adalah
Apakah VSWR masih berlaku untuk peralatan radio pemancar telepon cellular yg
modern saat ini ? bukankah peralatan yang ada sekarang sudah semakin
"smart" atau sudah berstandard "Plug & Play" ? jika
jawabannya sudah tidak diperlukan, mengapa masih juga dicantumkan pada lembar
spesifikasi peralatan dan mengapa masih saja timbul persoalan yg berkaitan
dengan VSWR ?
Pada dasarnya telekomunikasi adalah
fenomena alam tertua yg telah dipelajari oleh manusia, dan ironisnya manusia
hanya mampu melakukan modifikasi untuk peralatan elektronika nya saja sedangkan
media perantara (udara ) untuk aktivitas pemancarannya, manusia tidak sanggup
untuk mengubahnya.
sebagai contoh : PLTA adalah
pembangkit listrik yg memanfaat sumber penggerak air sebagai media, sebagaimana
kita ketahui dari sejak pertama ditemukan, kemajuan fenomenal terdapat pada teknologi
pemanfaatannya ( yaitu system elektronis nya) tetapi untuk media air nya sendiri
manusia tidak mampu berbuat apapun. Air tetaplah air yg bekerja sesuai apa yg
menjadi sunnahnya, ketika aliran mengecil maka PLTA akan kekurangan suplly dan
begitu sebaliknya. Jadi yg dilakukan manusia hanyalah melakukan penyesuaian
atau mengikuti fenomena yg ada.
VSWR kependekan
dari Voltage Standing Wave Ratio, jika diperhatikan dengan seksama makna dari
VSWR yg mengandung kata Tegangan (Voltage) dan bukan Daya (power) serta
Gelombang berdiri (standing wave). Dan tidak berhubugan sama sekali dengan Daya
(power) dari pemancar, mengapa ? perlu diketahui bahwa pada saat fenomena VSWR
ini ditemukan, peralatan yg ada dan dipergunakan untuk melakukan pengukuran adalah
Volt meter sedangkan power meter ditemukan kemudian. Mekanisme power meter
lebih rumit dibandingkan volt meter.
Lantas apa yg dimaksud dengan
Gelombang berdiri ? apakah ada gelombang duduk atau berbaring ? istilah
gelombang berdiri bermula dari rumus "koefisien Refleksi ( reflection coefficient )" yg disimbolkan dengan , dimana
:
Vr = Voltage Reflection, Tegangan yg
berbalik ke arah pemancar dan Vf = Voltage forward, Tegangan ke arah pemancar
Perlu diketahui bahwa yang dimaksud
dengan Tegangan (voltage) disini adalah Tegangan arus (gelombang) Bolak-Balik
(alternate Current), sehingga hasil dari nilai bisa
negative atau positif,dengan nilai sebagai berikut :
- : minimum tegangan refleksi, terjadi jika ada short circuit (hubungan pendek) shg bernilai negative
- : jika tdk ada refleksi, terjadi jika antara pemancar dan antenna memiliki tahanan yg sama
- : maximum tegangan refeleksi, terjadi jika ada open circuit shg bernilai positive
sumber : Wikipedia
Semoga bermanfaat
2 komentar:
Tks
Tks
Posting Komentar